Menu Utama
Berita Baru
- Pendidikan
- Ekonomi
- Daerah
- Nasional
- Internasional
- Teknologi
- Total Arema
- Kota Batu
Link Sekolahan
Pengibar Bendera
Rabu, 11 Maret 2015
Sempat Trauma Karena Ketumpahan Lilin Panas
Aliya Diza Rihadatulaisy semenjak TK sering menjuarai lomba
menggambar dan mewarna. Ia penasaran membatik setelah melihat keasyikan
temannya mengikuti lomba membatik.
IRSA RICHA RACHMAWATI
Aliya, begitu ia akrab disapa, sedang menjalani latihan rutin
membatik di sanggar batik Gondo Kusumo Kota Batu, kemarin (9/3). Ia baru
diberi kain kanvas oleh tutornya, Anjani Sekar Arum. Kain kanvas itu
nantinya akan dibatik dan dipigura.
Dengan cekatan, tangannya menari membuat sketsa batik. Sketsa itu
bertemakan bantengan. Ia menggambar kepala banteng dengan cepat. Hanya
15 menit saja, ia sudah selesai mendesain batiknya. ”Aku suka sekali
menggambar apalagi temanya budaya Kota Batu” ucap siswi kelas 3 SDN
Sisir 1 Batu.
Aliya bisa dikatakan penuh talenta di bidang seni. Tak hanya
membatik, ia juga piawai mendongeng, menyanyi, berpantun dan melukis.
”Bisa dibilang Aliya penerus generasi Kota Batu dalam bidang batik” kata
Anjani, pemilik sanggar Gondo Kusumo.
Di SDN Sisir 1 Kota Batu, Aliya akan mewakili Kota Batu dalam lomba
siswa berprestasi tingkat SD pada 11 dan 12 Maret 2015 besok di
Surabaya. Selain lomba membatik, ia akan menunjukkan kebolehannya dalam
mendongeng, berpantun dan menyanyi.
Sebelumnya pada Februari, Aliya sudah mewakili lomba membatik tingkat
Provinsi Jatim untuk memperingati Hari Anak Nasional pada 23 Februari
lalu. Ia saat itu mendapatkan juara harapan 3. Aliya juga sudah
mendapatkan juara 1 membatik Kecamatan Batu dan Juara 1 tingkat Kota
Batu dan juara harapan 1 tingkat Provinsi Jatim 2015.
Awalnya Aliya tertarik dengan batik karena melihat temannya mengikuti
lomba. Dari situ Aliya mulai memiliki keinginan tinggi untuk berkarya
dalam bidang batik. Sejak enam bulan yang lalu, akhirnya ia memutuskan
berlatih di sanggar.
Saat pertama Aliya membuat batik tekstil baju karena pemikirannya
batik hanya untuk baju. Tetapi karena Aliya masih kecil, tutornya
Anjani, mengarahkan pada batik kanvas.
”Tetapi secara kemampuan, Aliya sudah seperti orang dewasa. Orang
yang berkunjung dan melihat karya Aliya kaget. Anak umur 9 tahun sudah
membuat batik sebagus ini” kata Anjani menirukan rasan-rasan pengunjung
yang melihat karya batik Aliya.
Gadis cilik yang tinggal di Perum Imam Bonjol Vale A3 Kelurahan Sisir
ini sudah punya keinginan kuat dalam tema-tema batik. Aliya
memfavoritkan tema budaya dan kekayaan KMOta Batu. Misalnya bantengan,
bianglala yang menjadi ikon alun-alun, dunia laut, bunga, dan shining batu. Saat membatik, mulai dari mendesain gambar hingga mencanting, Aliya hanya membutuhkan waktu satu jam.
Anak dari Dita Lelana Febrianto dan Fatimus Zuhroh ini sudah membuat
tujuh karya batik kanvas dan satu baju yang berukuran 50 x 50 meter. Itu
ia kerjakan dalam kurun waktu enam bulan. Bahan yang ia gunakan adalah
kain kanvas dan kain primisima, malam khusus batik, dan pewarna indi
goso. Alat yang digunakan kompor listrik dan canting.
Nantinya pada 2 Oktober 2015, Aliya akan menggelar pameran tunggalnya
untuk pertama kali. Karya yang akan ia pamerkan lebih banyak batik
kanvas.
Sebagai seorang bocah yang menekuni dunia membatik, kadang Aliya
merasakan bosan dan enggan. Apalagi bila ada kesalahan teknis atau
masalah saat membatik. Misalnya Aliya sempat trauma membatik selama dua
minggu.
Saat itu Aliya terkena tumpahan cairan malam yang panas. Cairan malam
itu ada di atas kompor listriknya. Cairan lilin itu sempat mengenai
tangannya. Ia pun takut dan berhenti sementara.
Namun setelah dua minggu, Aliya memberanikan diri untuk kembali
membatik. Walaupun masih ada rasa trauma dan takut. Untuk menghilangkan
rasa takutnya Aliya pun memakai sarung tangan.
Bakat kesenian Aliya sudah tampak semenjak balita. Gadis cilik yang
bercita-cita memiliki sanggar batik ini gemar menggambar dan mewarna.
Saat TK, setiap minggu, Aliya diikutkan even menggambar dan mewarnai di
Kota Malang.
Bocah yang lahir 2 November 2005 ini pernah mendapatkan juara 3 lomba
mewarna Piala Gubernur, juara 2 mewarna Dinas Pariwisata, dan juara 2
mewarna even Perpustakaan Kota Batu. Piala yang dikumpulkan sejak taman
kanak-kanak sampai kelas 3 SD sudah sekitar 50 piala.
Selain piawai dalam dunia seni, Aliya selalu mendapatkan peringkat 1
dalam bidang akademik. ”Saya sebagai orang tua sangat mendukung apa yang
menjadi keinginan Aliya” ucap ibunya, Fatimus Zuhroh. (*/yos)
Sumber :http://radarmalang.co.id/aliya-diza-rihadatulaisy-pembatik-cilik-wakil-kota-batu-dalam-lomba-siswa-berprestasi-jatim-12343.htm