Menu Utama
Berita Baru
- Pendidikan
- Ekonomi
- Daerah
- Nasional
- Internasional
- Teknologi
- Total Arema
- Kota Batu
Link Sekolahan
Pengibar Bendera
Sabtu, 07 Februari 2015
SURABAYA – Banyaknya
sekolah yang menyatakan tidak sanggup menyelenggarakan ujian nasional
(UN) online membuat Dinas Pendidikan (Dispendik) Jatim berpikir ulang
melanjutkan UN yang menggunakan metode computer based test (CBT) itu.
Apalagi, telah muncul keberatan dari
dispendik kota/kabupaten dan sekolah-sekolah. Dengan adanya protes
tersebut, Dispendik Jatim bisa meniadakan UN online.
Namun, itu hanya diberlakukan untuk UN
online SMP. “Kalau sekolah sudah menyatakan tidak siap, tidak akan
diteruskan,” tegas Kepala Dispendik Jatim Harun seperti yang dilansir Radar Surabaya (Grup JPNN.com), Jumat (6/2).
Berbagai pertimbangan sedang dikaji.
Selain ketidaksanggupan dan protes tersebut, alasan lainnya adalah hasil
UN yang akan dijadikan pedoman penerimaan peserta didik sekolah (PPDS)
untuk melanjutkan pendidikan ke SMA/SMK. Karena UN online baru kali
pertama dilaksanakan, siswa dikhawatirkan masih bingung dengan metode
tersebut. Apalagi, selama ini siswa terbiasa mengerjakan soal UN secara
printout.
Kajian lainnya, sampai sekarang pun, belum
ada SMP yang melakukan konfirmasi kesediaan untuk melaksanakan UN
online. Berbeda dari SMA/SMK yang sudah banyak memberikan kesanggupan
meski ada pula yang menyatakan tidak sanggup. (han/jee/awa/jpnn)
Sumber:http://www.jpnn.com/read/2015/02/06/286053/Diprotes,-UN-Online-SMP-Akhirnya-Ditiadakan