Menu Utama
Berita Baru
- Pendidikan
- Ekonomi
- Daerah
- Nasional
- Internasional
- Teknologi
- Total Arema
- Kota Batu
Link Sekolahan
Pengibar Bendera
Jumat, 06 Februari 2015
Sedang Belajar Ruang Kelas Diterjang Longsor
BATU-Wilayah Desa Sumberjo, Kecamatan Batu, hampir jadi langganan longsor tahunan, dan menariknya lagi-lagi sebuah sekolahan tertimbun halnya kejadian tahun lalu. Kamis pagi kemarn giliran sebuah tebing di belakang Madrasah Ibtidaiyah (MI) Alam Luqman Al-Hakim, amblek.
Tebing selebar 7 meter dengan kedalaman 3 meter ini, longsor menimpa sebuah ruang kelas terbuka (Gazebo) beserta 4 siswa yang sedang belajar di tempat itu. Kepala Indri, siswi kelas 5 mengalami luka robek serta luka lebam di beberapa bagian tubuhnya. Sedangkan 3 siswi lainnya, Abril, Lia dan Revina mengalami luka lebam-lebam akibat tertimpa material tanah, batu serta atap ruangan kelas yang terbuat dari genting gelombang.
Keempat siswa ini dirawat di RS dr Etty Desa Pesanggrahan. Setelah diperiksa kondisinya, termasuk difoto rontgen dipastikan tidak ada anggota tubuh yang patah.“Akibat kejadian ini, seluruh siswa kelas 5 kami pulangkan lebih awal agar mereka bisa belajar dengan tenang,” ujar Ustadzah Hanifah, Wali Kelas 5.
Tebing yang longsor tersebut, sebenarnya tidak terlalu tinggi apalagi pihak sekolah sudah membangun plengsengan untuk menutup sebagian besar tebing. Begitu juga dengan atap yang ambrol, juga tidak begitu besar, hanya mengakibatkan genting gelombang tidak lebih dari satu meter. Kebetulan siswa yang duduk paling belakang, tertimpa longsoran..
Menurut Hanifah, saat peristiwa terjadi ada 22 siswa terdiri dari 9 siswa putra dan 13 putri, sedang berada di ruang kelas itu. “Kami sedang pelajaran matematika, tiba-tiba terdengar suara keras gradak, tebing longsor,” ujar Hanifah.
Sebelumnya sama sekali tidak ada tanda-tanda akan terjadi tanah longsor, seperti ada tanah atau kerikil yang mengelinding. Tiba-tiba saja tanah longsor menjebol atap dan masuk ke dalam ruangan. Teriakan histeris pun terdengar, seluruh siswa menangis karena kaget.“Empat siswa saya yang tertimpa longsor dalam keadaan sadar saat itu, kepalanya memang robek ringan,” ujarnya.
Hanifah menambahkan, ia sama sekali tidak menyangka ada tanah longsor, pasalnya kondisi hutan di sekitar MI ini rapat penuh dengan tanaman. “Selama ini belum pernah, ke depan akan kami latih simulasi bencana,” terangnya.
Sementara itu Agus Suwandi, Staf Kedaruratan BPBD Kota Batu, menerangkan tanah longsor tersebut diakibatkan gerusan air hujan yang terjadi di wilayah ini selama dua hari sebelumnya.“Memang sudah ditahan karena ada plengsengan, namun tanah diatasnya tidak mampu karena terkena gerusan hujan. Kita menyarankan pihak sekolah untuk melatih anak-anaknya mengantisipasi bencana, mengingat lokasi sekolah berada di alam seperti ini,” terangnya. (muh/lyo)
Sumber : http://www.malang-post.com/agropolitan/98470-empat-siswa-terluka-18-selamat
BATU-Wilayah Desa Sumberjo, Kecamatan Batu, hampir jadi langganan longsor tahunan, dan menariknya lagi-lagi sebuah sekolahan tertimbun halnya kejadian tahun lalu. Kamis pagi kemarn giliran sebuah tebing di belakang Madrasah Ibtidaiyah (MI) Alam Luqman Al-Hakim, amblek.
Tebing selebar 7 meter dengan kedalaman 3 meter ini, longsor menimpa sebuah ruang kelas terbuka (Gazebo) beserta 4 siswa yang sedang belajar di tempat itu. Kepala Indri, siswi kelas 5 mengalami luka robek serta luka lebam di beberapa bagian tubuhnya. Sedangkan 3 siswi lainnya, Abril, Lia dan Revina mengalami luka lebam-lebam akibat tertimpa material tanah, batu serta atap ruangan kelas yang terbuat dari genting gelombang.
Keempat siswa ini dirawat di RS dr Etty Desa Pesanggrahan. Setelah diperiksa kondisinya, termasuk difoto rontgen dipastikan tidak ada anggota tubuh yang patah.“Akibat kejadian ini, seluruh siswa kelas 5 kami pulangkan lebih awal agar mereka bisa belajar dengan tenang,” ujar Ustadzah Hanifah, Wali Kelas 5.
Tebing yang longsor tersebut, sebenarnya tidak terlalu tinggi apalagi pihak sekolah sudah membangun plengsengan untuk menutup sebagian besar tebing. Begitu juga dengan atap yang ambrol, juga tidak begitu besar, hanya mengakibatkan genting gelombang tidak lebih dari satu meter. Kebetulan siswa yang duduk paling belakang, tertimpa longsoran..
Menurut Hanifah, saat peristiwa terjadi ada 22 siswa terdiri dari 9 siswa putra dan 13 putri, sedang berada di ruang kelas itu. “Kami sedang pelajaran matematika, tiba-tiba terdengar suara keras gradak, tebing longsor,” ujar Hanifah.
Sebelumnya sama sekali tidak ada tanda-tanda akan terjadi tanah longsor, seperti ada tanah atau kerikil yang mengelinding. Tiba-tiba saja tanah longsor menjebol atap dan masuk ke dalam ruangan. Teriakan histeris pun terdengar, seluruh siswa menangis karena kaget.“Empat siswa saya yang tertimpa longsor dalam keadaan sadar saat itu, kepalanya memang robek ringan,” ujarnya.
Hanifah menambahkan, ia sama sekali tidak menyangka ada tanah longsor, pasalnya kondisi hutan di sekitar MI ini rapat penuh dengan tanaman. “Selama ini belum pernah, ke depan akan kami latih simulasi bencana,” terangnya.
Sementara itu Agus Suwandi, Staf Kedaruratan BPBD Kota Batu, menerangkan tanah longsor tersebut diakibatkan gerusan air hujan yang terjadi di wilayah ini selama dua hari sebelumnya.“Memang sudah ditahan karena ada plengsengan, namun tanah diatasnya tidak mampu karena terkena gerusan hujan. Kita menyarankan pihak sekolah untuk melatih anak-anaknya mengantisipasi bencana, mengingat lokasi sekolah berada di alam seperti ini,” terangnya. (muh/lyo)
Sumber : http://www.malang-post.com/agropolitan/98470-empat-siswa-terluka-18-selamat